soal hati

Terkadang, ketika hati ‘terasa’ terluka saat itulah kita sedang dipaksa belajar melihat sesuatu dari sisi dan sudut yang berbeda.

Penderitaan hidup adalah seperti garam, tidak lebih dan tidak kurang, besarnya selalu sama. Tentang bagaimana kita menjalaninya tergantung dari wadah apa yang akan kita pakai untuk menampungnya. Karenanya, besarkan jiwa kita, besarkan ruang pandang kita dan berhentilah berfikir menjadi gelas, tetapi jadilah danau……

Kesulitan hidup ini tidak ditujukan untuk membatalkan pencapaian masa depan yang baik, tetapi untuk menjadikan kita lebih kuat dan pantas bagi impian kita.

Saat kita mencari kesempurnaan, yang mungkin kita dapat kemudian adalah kekecewaan. Tetapi kala kita siap dengan kekurangan, segala sesuatu akan terasa lebih istimewa…… 🙂 Kebahagiaan itu ada dalam hati kita. Telusuri rasa itu dalam kalbu, ia tak akan lari kemana-mana. Bahkan, tanpa kita sadari kebahagiaan itu sering datang sendiri.

Tak ada beban yang tak sanggup kita menjalaninya, yang terpenting adalah bagaimana cara kita memikul beban itu. Semuanya kembali ke “hati” kita masing-masing, tinggal bagaimana kita menjalaninya …………… sabar dan hadapi dengan ikhlas…

Tak semua novel ending-nya bahagia, tapi yakinlah perjalanan hidup kita akan berakhir dengan kebahagiaan selama kita ikhlas menjalaninya.

 *hanya sedikit perenungan, untuk mengingatkan diri sendiri*